Pendidikan Karakter dalam Pandangan Ibnu Miskawaih dan Relevansinya dalam Dunia Pendidikan
DOI:
https://doi.org/10.59841/miftahulilmi.v2i3.181Keywords:
Pendidikan karakter, Ibnu Miskawaih, filsafat pendidikan Islam, kurikulum transformatif, tazkiyat al- nafsAbstract
Krisis moral yang melanda dunia pendidikan modern menuntut pendekatan pendidikan karakter yang lebih mendalam dan integral. Meskipun kebijakan seperti Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) telah digulirkan, implementasinya seringkali hanya bersifat simbolis dan tidak menyentuh akar pembinaan jiwa peserta didik. Studi ini mengkaji konsep pendidikan karakter dalam pandangan Ibnu Miskawaih, seorang filsuf Muslim abad ke-10, yang menekankan pentingnya penyucian jiwa (tazkiyat al-nafs), pembiasaan amal saleh, dan peran akal dalam membentuk perilaku moral. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan deskriptif-kualitatif melalui telaah kritis terhadap karya utama Ibnu Miskawaih, Tahdzib al-Akhlak, serta sumber sekunder yang relevan. Hasil kajian menunjukkan bahwa konsep karakter menurut Ibnu Miskawaih tidak hanya menekankan aspek lahiriah, tetapi juga pembentukan moral batiniah melalui integrasi spiritual, intelektual, dan etis. Pendekatannya yang menyeimbangkan akal dan nafsu menjadi sangat relevan dalam merespon degradasi moral, krisis integritas, dan pragmatisme pendidikan saat ini. Studi ini menyimpulkan bahwa pemikiran Ibnu Miskawaih dapat dijadikan fondasi bagi pengembangan kurikulum karakter yang tidak hanya mencerdaskan secara kognitif, tetapi juga membentuk manusia berakhlak dan bermartabat. Studi ini juga merekomendasikan integrasi nilai-nilai klasik Islam ke dalam sistem pendidikan nasional sebagai langkah strategis menuju pendidikan yang transformatif dan berakar pada nilai spiritual.
References
Al-Attas, S. M. N. (1990). The concept of education in Islam: A framework for an Islamic philosophy of education. International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC).
Al-Ghazālī, A. H. M. (2000). Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn [Revival of Religious Sciences]. Cairo: Dār al-Maʿārif.
Fitri, W. (2016). Implementasi pendidikan karakter melalui peran guru dalam membentuk perilaku disiplin siswa kelas XII IPS. JS: Jurnal Sosial, (n.d.), 245–252.
Haryatmoko. (2016). Etika politik dan kekuasaan (Cet. ke-5). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kemendikbud. (2021). Laporan Nasional Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Lickona, T. (1991). Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. Bantam.
Miskawaih, I. (1968). Tahzib al-Akhlāq wa Tathir al-A‘rāq [Refinement of Character and Purification of Dispositions] (C. Zurayk, Trans.). Beirut: American University of Beirut.
Mulia, H. R. (2019). Pendidikan karakter: Analisis pemikiran Ibnu Miskawaih. Tarbawi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 15(1), 39–51.
Nasr, S. H. (1976). Islamic science: An illustrated study. World of Islam Festival Publishing Co.
Ridha, A. R., Bahij, M. A., & Nurachman, A. (2025). Integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum berbasis nilai afektif dan psikomotorik: Tantangan dan peluang. Risoma: Jurnal Riset Sosial Humaniora dan Pendidikan, 3(1), 245–254.
Siti, H., & Abu Bakar, M. Y. (2024). Konsep pendidikan karakter dalam pemikiran Ibnu Miskawaih: Implementasi pada pendidikan modern. Journal of Education Research, 5(4), 5989–6000.
Suarningsih, N. M. (2023). Mengatasi degradasi moral bangsa melalui pendidikan karakter. JO